ABUALFATIH.COM. Sobat abualfatih.com. Kamu pasti sudah tidak asing lagi mendengar nama Albert Einstein? Atau bahkan kalian pun pernah mendengar Postulat relativitas khusus Einstein.
Albert Einstein adalah satu fisikawan yang mentereng namanya berkat salah satu buah pemikirannya yaitu tentang dua postulat relativitas khusus.
Seberapa hebat sih buah pemikiran dari Einstein ini? Yuk sobat abualfatih.com kita simak bersama.
Sewaktu Michelson dan Morley melakukan eksperimen mereka, Einstein yang kala itu baru berusia delapan belas tahun telah melakukan percobaannya sendiri. Einstein berani melanggar aturan dengan mengambil pendekatan yang berbeda tentang masalah eter. Dia bertanya dalam pada dirinya sendiri Apakah kita perlu eter?
Pada usia 26 tahun, usia yang sangat muda Einstein berhasil memecahkan masalah tentang eter yang menyulitkan para ilmuan senior. Pada tahun 1905, Einstein mengajukan dua postulatnya yang dikenal dengan Postulat Relativitas Khusus Einstein.
Dua postulat ini menjadi penuntun manusia untuk mengetahui bahwa materi dapat diubah menjadi energi melalui pembangkit listrik tenaga nuklir, atau jaringan satelit GPS yang membuat maps diponsel kamu jadi lebih akurat.
Postulat relatifitas Einstein merujuk pada kerangka acuan inersia yang bergerak dengan kecepatan konstant (tetap) relatif terhadap kerangka acuan inersia yang lain. Dari hasil kajiannya, Einstein mengemukakan dua postulat
“Hukum-hukum fisika memiliki bentuk yang sama pada semua kerangka acuan inersia.”
Postulat pertama didasarkan pada tidak adanya kerangka acuan yang diam mutlak dan kita tidak dapat menentukan apakah suatu benda bergerak atau kitalah yang bergerak.
Misalkan, Anda berada dalam sebuah kereta yang jendela kacanya tak terutup oleh kain. Berdampingan dengan kereta yang anda naiki tampak sebuah kereta yang bergerak searah dengan kereta Anda. Jika kereta Anda dan kereta di sebelah Anda bergerak dengan kecepatan sama, misalnya 70 km/jam, apa yang Anda rasakan? Anda melihat posisi kereta tidak berubah/tetap. Dalam hal ini kedua kereta diam. Benarkah demikian? Apa yang terjadi jika Anda melompat dari kereta karena beranggapan kereta diam? Anda akan mengalami kecelakan atau kemungkinan mati.
Mengapa? Karena kereta Anda tidaklah diam terhadap tanah, melainkan sedang bergerak (terhadap tanah) dengan kecepatan 70 km/jam.
Andaikan eter memang ada maka eter dapat dijadikan sebagai kerangka acuan mutlak. Tetapi, karena eter tidak ada maka kerangka acuan mutlak juga tidak ada.
Kecepatan cahaya yang merambat di ruang hampa udara (ruang vakum) bernilai sama untuk semua kerangka acuan inersia, yaitu sekitar c = 3×108 m/s.
Pemahaman psotulat kedua dapat diilustrasikan sebagai berikut.
Misalkan didalam kereta yang sedang melaju 70 km/jam, ada dua penumpang yang berjalan digerbong searah dengan arah gerak kereta dengan kelajuan 5 km/jam. Secara umum kita akan menyatakan kecepatan penumpang teresebut menurut pengamat yang diam dipinggi rel/ditanah adalah 75 km/jam (70 km/jam+5 km/jam).
Apakah pernyataan tersebut berlaku jika orang yang dalam kereta tadi diganti dengan kedipan cahaya yang kelajuannya 3×108 m/s?
Postulat kedua dengan tegas menyatakan Tidak. Bagi pengamat yang diam ditepi rel, laju kedipan cahaya tetap c. Mengapa? karena menurut postulat kedua, kecepatan cahaya adalah sama untuk semua arah dan berlaku diseluruh jagat raya tanpa bergantung pada gerak sumber cahaya ataupun pengamatnya.
Terus, kalau mediumnya berupa ruang hampa udara (ruang vakum), kecepatan cahaya itu konstan dinilai sekitar 3×108 m/s ya! Nah dampak dari postulat kedua relativitas khusus Einstein ini menyebabkan, segala pengukuran peristiwa relativistik harus dibandingkan dengan kecepatan cahaya dan tidak ada kecepatan yang lebih besar dari kecepatan cahaya.
Nah? Sobat abualfatih.com sekarang sudah paham kan tentang dua postulat relativitas khusus Einstein. Jika masih penasaran dengan relativitas khusus, yuk kepoin materi fisika yang diabualfatih.com. Semoga bermanfaat.
Tinggalkan Balasan