ABUALFATIH.com. Hai kawan! Kamu sedang mencari bagaimana melakukan pengukuran arus searah (DC)?
Mungkin ini alasan kamu mencari artikel ini.
Sebelum kita membahas bagaimana melakukan pengukuran arus searah (DC), kita akan membahas tentang apa itu arus searah (DC).
Arus Searah atau Direct Current (DC) adalah arus listrik yang memiliki arah yang selalu tetap terhadap waktu. Arus listrik tersebut bergerak dari kutub yang tetap, yaitu dari kutub positif ke kutub negatif.
Contoh sumber arus searah : baterai, aki, beberap jenis elemen dan generator searah. Plaritas arus dari sumber listrik tersebut tetap.
Ciri khas dari sumber arus searah adalah adanya kutub positif dan negatif pada sumber tersebut.
Alat ukur untuk mengukur arus listrik searah menggunakan Amperemeter atau Multimeter.
Amperemeter sebagai alat ukur arus listrik biasanya dipasang secara seri atau berderet dengan elemen listrik pada rangkaian. Dalam praktikum sumber listrik arus searah , penggunaan amperemeter untuk mengukur besarnya arus yang mengalir pada kawat penghantar.
Ampermeter terbagi atas 2 jenis yaitu termometer digital dan termometer analog. Pada artikel ini kita akan membahas tentang amperemeter analog.
Sebelum membahas cara menggunakan amperemeter kita akan membahas bagian-bagian amperemeter
Keterangan:
Pada rangkaian tertutup, amperemeter dirangkai secara seri seperti pada gambar
Untuk menghitung besar hasil pengukuran amperemeter kita dapat dari Angka Pengukuran dibagi dengan Batas Skala yang kemudan dikali dengan batas ukur.
Hasil Pengukuran = (Angka Pengukuran : Batas Ukura) x Batas Pengukuran
Demikian pembahasan kita tentang penggunaan Amperemeter untuk mengukur kuar arus searah (DC). Semoga dapat bermanfaat
Perhatikan penunjukan jarum pada gambar Amperemeter berikut!
Jika saat mengukur kabel positif di posisikan pada batas ukur 10 A. Maka tentukan kuat arus yang terukur?
Jadi arus hasil pengukuran amperemeter adalah 1,8 A
Tinggalkan Balasan